Kamis, 08 November 2012

POS INDONESIA TURUT SERTA DALAM KEGIATAN" MENJADI iNDONESIA"

Bandung – Menjadi Indonesia  (MI) adalah program tahunan Tempo Institut yang kali  ini telah menginjak tahun keempat.  Tahun ini kegiatan yang diselenggarakan oleh  Tempo Institut ,General Electric (GE) Indonesia dan Garuda Indonesia digelar di Bandung. Acara tersebut didukung sepenuhnya oleh PT Pos Indonesia (Persero).
‘’Saya rasa ini kombinasi yang bagus. Tempo Institute bersinergi dengan BUMN yang terbaik dan perusahaan multinasional yang peduli pada kualitas pemimpin lokal,” kata Mardiyah Chamim, pemimpin Tempo Institut .

Tempo Institute adalah lembaga yang menyebarkan nilai-nilai yang dipercaya dan diperjuangkan  oleh Grup Tempo Media, antara lain demokrasi, pluralisme, antikorupsi, dan transparansi. “Melalui program Menjadi Indonesia, kami ingin menyuburkan nilai-nilai tersebut,” kata Mardiyah.

“Pos Indonesia mendukung penuh Menjadi Indonesia karena sinergi Tempo Institute dengan BUMN terbaik ini berdampak positif bagi generasi muda dengan memupuk kepemimpinan anak muda agar menjadi motor perubahan” papar Dr. I Ketut Mardjana Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero).

Bandung dipilih sebagai tempat pelaksanaan MI, menurut Mardiyah,  karena kota ini  punya jejak sejarah panjang. Bung Karno, misalnya,  saat menjadi mahasiswa di kota ini, pernah menggemparkan dunia melalui  pidatonya yang berjudul  ‘’Indonesia Menggugat ‘’

Selain itu Bandung juga  dikenal sebagai kota yang dinamis dan kreatif. Banyak komunitas tumbuh  di kota ini, dengan segala  kreativitasnya.  Semangat bersama menjadi  yang terbaik, yang menyala- nyala dalam komunitas itu,  adalah bagian dari semangat Menjadi Indonesia yang harus  dikobarkan.  “Seperti pepatah,  lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan, “ ucap Mardiyah

Salah satu kegiatan ‘’Menjadi Indonesia’’  adalah  kompetisi penulisan esai  tingkat mahasiswa. Sebanyak 20 penulis esai terbaik akan diundang untuk mengikuti kemah ‘Menjadi Indonesia’ di Jakarta selama sepekan. Mereka akan diberi pelatihan penulisan jurnalistik dan kepemimpinan serta bertemu dengan para tokoh yang  peduli pada berbagai  persoalan di Indonesia.

Tiga  pekan sebelum kegiatan ini digelar,  kami telah mensosialisasi acara kompetisi penulisan Esai  ini melalui, antara lain jejaring media social seperti facebook, twetter, dan penyebaran brosur ke kampus-kampus.  Pada penyelengaraan tahun – tahun sebelumnya, kompetisi ini  diikuti oleh sekitar 1500 –an mahasiswa dari seluruh tanah air.

Menurut Mardiyah, kompetisi ini  dimaksudkan untuk memprovokasi anak-anak muda, terutama mahasiswa, agar  menjadi motor perubahan. “Mereka adalah para calon pemimpin di masa mendatang.,” ujarnya.

Program Menjadi Indonesia yang lain yakni menyusun  buku "Surat dari & untuk Pemimpin".  Buku  ini berisi  gagasan bernas dari para tokoh terpilih tentang bagaimana menjadi Indonesia. Mereka yang menyumbang gagasan dalam buku tersebut antara lain Gunawan Muhhamad, Dahlan Iskan, Bondan Winarno, Riri Riza, Mira Kesmanam Chris John, Arifin Panigoro, Busyro Muqodas (wakil dari KPK).. “Melalui surat-surat mereka , kami ingin berbagi semangat positif kepada anak – anak muda, itu  adalah salah satu cara,” kata Mardiyah

Berikut agenda  Menjadi Indonesia di  Universitas Padjadjaran Bandung, pada 17 Oktober 2012:
•    Kelas penulisan Esai
•    Pembacaan ‘Surat dari dan untuk Pemimpin',  para tokoh yang akan membacakan surat tersebut adalah:
1. Gola Gong, novelis
2. Iwan Abdulrachman, budayawan
3. Ridwan Kamil*, arsitek
4. Tisna Sanjaya, seniman
5. Busyro Muqoddas*, wakil ketua KPK


Ide Menjadi Indonesia

Ide menggulirian program Menjadi Indonesia, berawal pada  2009,  ketika  Mardiyah Chamim  diundang oleh Letjen (Purn) Bambang Darmono, saat itu Sekjen Dewan Ketahanan Nasional, untuk  membahas sebuah  kegiatan yang berguna bagi kaum muda.

Selanjutnya, Tempo Institute bersama Wantanas dan Perhimpunan Indonesia Tionghoa sepakat menyelenggarakan Kompetisi Penulisan Esai Mahasiswa Menjadi Indonesia.(Kgde)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar